Hari Kedua IHT Pesantren Baitul Qur’an Subang: Menyatukan Visi, Menguatkan Sinergi

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tepat pada hari Kamis, 17 Juli 2025, Pesantren Baitul Qur’an Subang kembali melanjutkan agenda pentingnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengelolaan pesantren, yaitu melalui kegiatan In House Training (IHT). Kegiatan yang berlangsung di lingkungan pesantren ini merupakan bagian dari rangkaian IHT yang diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut, mencakup bidang kurikulum, pendidikan dan tahfizh, serta kepegawaian.

Pada hari kedua ini, fokus utama IHT adalah pada aspek pendidikan dan ketahfidzhan, yang menjadi tulang punggung karakteristik Pesantren Baitul Qur’an sebagai lembaga pendidikan Islam yang berbasis pada Al-Qur’an. Kegiatan ini diikuti oleh para asatidz (pengajar) dan pengurus pesantren dari berbagai divisi, yang seluruhnya menunjukkan antusiasme tinggi sejak awal sesi.


Peningkatan Mutu dari Dalam

IHT ini bukan sekadar kegiatan formal yang bersifat seremonial. Ia adalah bentuk nyata dari komitmen bersama untuk terus belajar, berkembang, dan memperbaiki sistem yang sudah ada. Dalam sambutannya, salah satu pimpinan menyampaikan bahwa IHT merupakan momen penting untuk menyatukan frekuensi, menyamakan persepsi, serta memperbaiki koordinasi antar-divisi yang selama ini berjalan sendiri-sendiri.

Lebih dari itu, IHT juga merupakan sarana introspeksi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pendidikan santri, untuk bertanya kembali: Sudahkah visi kita dalam mendidik santri sesuai dengan cita-cita Qur’ani? Sudahkah sistem yang kita jalankan mendukung tumbuh kembang mereka secara utuh, baik dari sisi akademik, spiritual, maupun akhlak?


Tiga Pilar Penguatan: Tahfizh, Manajerial, dan Kepesantrenan

Di hari kedua ini, IHT menyoroti tiga bidang penting yang menjadi inti pembahasan, yaitu:

  1. Ketahfidzhan
    Dalam sesi ini, para peserta mendalami bagaimana memperkuat sistem dan metode pembinaan hafalan Al-Qur’an. Metodologi muroja’ah, penguatan kedisiplinan dalam setoran, serta peran musyrif/musyrifah dalam mendampingi santri dibahas secara rinci. Praktik-praktik baik dari pesantren lain juga dipelajari untuk diadaptasi sesuai karakteristik BQ Subang.
  2. Manajerial
    Bagian ini lebih menekankan pada pengelolaan internal pesantren, termasuk sistem pelaporan, dokumentasi, serta koordinasi antarbidang. Evaluasi terhadap sistem yang ada menjadi titik tolak dalam merancang perbaikan. Tidak hanya itu, peserta juga diajak memahami pentingnya budaya kerja yang tertib administrasi dan transparan sebagai bagian dari profesionalitas lembaga.
  3. Kepesantrenan
    Membangun karakter santri tidak cukup hanya dengan aturan, tapi membutuhkan teladan dan visi bersama. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk menyusun ulang kesepakatan bersama tentang nilai-nilai utama yang ingin ditanamkan kepada santri, seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemandirian. Nilai-nilai inilah yang menjadi identitas pesantren dan perlu diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari.

Interaktif dan Kolaboratif: Belajar dengan Semangat

Yang membedakan IHT kali ini adalah pendekatannya yang partisipatif. Peserta tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga aktif dalam berdiskusi, bertanya, memberikan masukan, bahkan melakukan simulasi dan praktik langsung. Beberapa sesi dipandu dengan metode role play, studi kasus, dan diskusi kelompok, sehingga suasana belajar menjadi hidup dan penuh semangat.

Wajah-wajah para peserta yang serius namun tetap antusias menjadi cerminan semangat belajar yang tinggi. Tidak sedikit yang secara sukarela berbagi pengalaman dan kendala yang dihadapi di lapangan, yang kemudian dijadikan bahan diskusi bersama untuk mencari solusi. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan namun tetap profesional, semangat kolaborasi benar-benar terasa kuat.


Kontribusi Pemateri dari STIQ As-Syifa

Kehadiran para pemateri dari luar juga menjadi nilai tambah tersendiri dalam kegiatan ini. Sebanyak 17 dosen dari STIQ As-Syifa Subang hadir sebagai narasumber, membawakan berbagai materi yang relevan dengan bidang masing-masing. Pemilihan pemateri dari institusi yang fokus pada ilmu Al-Qur’an ini sangat tepat, mengingat kesamaan visi dalam membangun generasi Qur’ani yang cerdas dan berakhlak mulia.

Para pemateri tidak hanya menyampaikan materi secara teoritis, tetapi juga menyertakan contoh-contoh aplikatif yang langsung bisa diterapkan di lingkungan pesantren. Dengan pendekatan yang komunikatif dan terbuka terhadap pertanyaan peserta, suasana belajar menjadi sangat interaktif dan inspiratif.


Menuju BQ Subang yang Profesional dan Qur’ani

Salah satu capaian penting dari hari kedua IHT ini adalah tersusunnya rencana tindak lanjut (RTL) dari setiap divisi. RTL ini berisi daftar aksi nyata yang akan segera diterapkan dalam waktu dekat sebagai hasil dari IHT. Mulai dari pembaruan SOP (Standard Operating Procedure), evaluasi kurikulum tahfizh, hingga desain ulang sistem pelaporan dan pembinaan santri, semuanya dirancang secara kolektif dan disepakati bersama.

Dengan adanya RTL ini, maka IHT bukan hanya menghasilkan pengetahuan baru, tapi juga menghasilkan komitmen nyata untuk berubah ke arah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan semangat BQ Subang untuk menjadi pesantren yang tidak hanya unggul dalam hafalan, tetapi juga kuat dalam sistem dan budaya kerja.


Harapan dan Doa

Insya Allah, IHT ini akan menjadi titik tolak baru dalam perjalanan Pesantren Baitul Qur’an Subang. Sinergi yang terbangun antarbidang dan divisi akan menjadi kekuatan besar untuk menghadapi tantangan ke depan. Pesantren tidak bisa dikelola hanya dengan semangat saja, tetapi juga membutuhkan sistem, strategi, dan pembaruan terus-menerus.

Semoga langkah kecil ini menjadi bagian dari perjalanan besar menuju pesantren yang profesional, modern, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Qur’ani. Sebab pada akhirnya, tujuan utama dari seluruh upaya ini adalah untuk mencetak generasi yang dekat dengan Al-Qur’an, unggul dalam akhlak, serta mampu membawa kebaikan bagi umat dan bangsa.


Penutup

Hari kedua IHT di Pesantren Baitul Qur’an Subang telah membuktikan bahwa perubahan dan perbaikan bisa dimulai dari internal, dari orang-orang yang mau belajar dan berkolaborasi. Semoga semangat ini terus terjaga hingga hari-hari berikutnya, dan menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya dalam membangun sistem yang lebih baik, lebih kokoh, dan lebih Qur’ani.

Egi Alfarizi
Egi Alfarizi
Articles: 7